Malam ini aku diingatkan cinta, perasaan yang tidak pernah hilang dari semenjak aku memutuskan diri untuk tidak menemuinya lagi dalam mimpi. Cinta yang semakin tumbuh tanpa aku bisa membayangkan bisa menyentuhnya sekalipun, perasaan yang terjaga dan kupelihara dengan baik, sekalipun ia jauh dan sulit aku gapai tapi tidak ada yang mustahil dengan kehendak Allah. Lagipula, cinta itu memilih bukan dipilih dan aku telah menyatakannya akhir desember dua tahun silam. Aku juga percaya hati ini seperti sebuah kapal pesiar yang berlayar lama namun akan ada saatnya ia berlabuh, seperti itu juga hatiku yang telah lama tidak berlayar karena telah berlabuh disebuah tempat terbaik. Namun aku selalu memiliki sebuah pertanyaan besar yang selalu aku tanyakan pada Allah, kenapa diantara milyaran manusia didunia itu 'radarku' hanya menemukan dia. Namun pertanyaan itu tidak pernah terjawabkan, hanya aku sadari bahwa semua itu terjadi atas kehendakNya.
Sejak perpisahan itu, aku selalu diingatkan dengan bayangannya seperti apapun aku menyibukan diri, bagaimanapun aku menepis rindu namun selalu semakin tumbuh terawat dengan baik. Allah, bukankah aku selalu menceritakan ini dalam beberapa kesempatan aku menemuiMu di sepertiganya malam. Bukankah beberapa bulan belakangan ini aku sudah membuktikan bahwa perasaan ini bukan sebuah nafsu belaka tapi perasaan yang bisa melengkapi aku. Aku tidak berbicara dan tidak juga mendengar suara indahnya, tidak pula sapaannya meskipun yang ia kirimkan lewat radar dalam sebuah tulisan singkat. Hanya sesekali membaca tulisan tangan yang dituangkan dalam kalimat rindu yang ditulis dalam kertas kuarto dan dilipat dengan sebuah foto kebersamaan untuk pertama kalinya. Aku bahkan tidak percaya pernah sedekat itu, aku ingat betapa berlipat gandanya perasaan bahagia itu, kita bahkan saling bersentuhan dan melempar senyum. Dalam ruangan yang diisi ribuan orang itu aku bahkan merasa sangat paling bahagia padahal yang lain juga, aku selalu menoleh ke beberapa sudut dimana aku bisa menemukan ia dengan busana anggunnya, setidaknya itu saja yang bisa aku lakukan.
Ya Allah, malam ini aku mendengar sapaannya yang ia kirimkan lewat radar, beberapa tulisan berharga menjadi tulisan paling indah karena menuturkan kesalahfahaman selama ini, tulisan itu menari-nari memberiku semangat yang sempat hilang, tulisan yang bahkan pernah aku sangat benci pada saat itu dengan bodohnya bisa aku ucapkan.
Aku berharap masih bisa mendengar lagi lantunan merdu yang biasa kita lakukan bersama dan memimpikan hal sama yaitu kebersamaan yang tidak pernah lepas.

bersambung. . . .